TIPS gambar terang dan fokus ( Walaupun kurang cahaya dan tanpa blitz )

Karena keterbatasan budget, saya selalu membeli digital kamera untuk kelas pemula atau istilah keren nya: point-and-shoot, semuanya serba otomatis sehingga tidak memberi kesempatan kita untuk mengatur kecepatan rana, lebar bukaan, dsb.

Dengan demikian kamera jenis ini biasanya menghadapi masalah jika harus memotret tanpa lampu blitz pada keadaan cahaya rendah, misalnya saat kita ingin mengabadikan suasana sore hari. Jika kita memaksakan memotret tanpa blitz, maka kecepatan rana akan otomatis menjadi lambat dan berakibat gambar menjadi blur.

Jika yang diambil gambarnya adalah obyek diam (gedung, pohon, kendaraan yg sedang parkir, dsb.) maka masih ada harapan untuk membuat foto yang tajam dalam keadaan cahaya terbatas.

Jika kita perhatikan, yang membuat gambar blur adalah si pemotret itu sendiri (kita) yang secara tidak sadar menggoyangkan kamera saat menekan tombol shutter. Ini diperparah lagi dengan ringannya kamera digital umumnya yang untuk kelas pemula. Saking ringannya maka goyangan sedikit saja efeknya bisa sangat nampak.

Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi blur akibat goyangan adalah:

1. Biasakan menekan tombol shutter dengan perlahan tapi pasti, jangan menekan mendadak seperti orang tancap gas 🙂

2. Gunakan tripod jika tersedia

3. Jika tidak ada tripod, gunakanlah sesuatu di sekekeliling anda seperti tempat sampah, meja, pagar, tiang listrik/lampu dll, sebagai tumpuan tangan Anda.

4. Jika tidak ada tumpuan, gunakan lutut atau dada Anda sebagai tumpuan.

5. Gunakan self-timer (biasanya dalam 10 detik) dari pada menekan tombol shutter secara manual menghindari gerakan yang tak di sengaja saat menekan shutter

6. Apabila objek yang anda ambil adalah orang atau teman anda sendiri usahakan menahan pose/tidak bergerak sama sekali sampai proses pengambilan gambar selesai

Contoh foto di bawah ini saya ambil sendiri(Infcopas) karena kebetulan sumbernya tidak melampirkan gambar tapi menyatakan ada gambar ya saya edit sedikit, sett DSLRSony Alpha290 Lens 77-300mm Exp 1/5 f/5,6 ISO 400 foto ini saya ambil sore menjelang malam kira-kira pukul 18 :30 WIB dari jendela kamar bertumpu pada kedua siku saya yang menempel di sisi-sisi jendela sebagai tripod hidup begitu kira-kira, jaraknya lumayan jauh itu alasan kenapa saya memakai lensa Tele/Lensa dengan Focal length yang tinggi dan tanpa penggunaan Flash untuk menampilkan kesan alami, pada kamera pocket pun tidak jauh berbeda hanya saja yang lebih di tekankan adalah Fokus pada objek, menghindari goncangan pada kamera dan penggunaan self timer.. 😉

121412_0440_TIPSgambart1.jpg

Copas : http://primayandi.blogspot.com

Tips Komposisi foto dengan hasil lebih baik

Setelah tips dan trick sebelumnya maka usaha lainnya untuk memperbaiki tampilan sebuah foto yaitu dengan memperhatikan latar depan/ foreground dan latar belakang/ background. Dua hal ini bekerja dalam hal memperkuat kesan dimensi dalam foto. Secara umum kita sering menghindari penempatan latar depan dan sering tidak memperhatikan latar belakang, jika lebih cermat kedua elemen ini dapat memperkuat cerita pada foto yang anda tampilkan.

 

1. Memperhatikan latar depan/ foreground.

Prinsipnya latar depan dimasukkan kedalam bagian komposisi untuk menambah kesan indah, menguatkan cerita dari subjek, dan menguatkan kesan dimensi foto. Latar depan dapat hanya menempati porsi kecil dari komposisi atau juga mengelilingi hampir seluruh bagian foto yang sering disebut framing. Jadikan kemungkinan untuk memasukkan latar depan jika hanya latar depan ini menunjang keseluruhan tampilan foto. Sebab kalau salah penempatan latar depan dapat juga mengurangi kekuatan subjek. Untuk lebih mudahnya, bisa memperhatikan contoh-contoh foto dibawah ini:

 


Gambar a. Pada foto ini saya memutuskan tidak memasukkan latar depan dengan alasan foto tersebut sudah memiliki kekuatan yang cukup.

Gambar b. Sebaliknya dari foto a, kali ini saya bereksperimen memasukkan sedikit bagian daun bambu yang terdapat disekitar objek pura yang saya foto. Selain menambah dimensi ternyata latar depat tersebut menambah nuansa indah tampilan secara keseluruhan.

 


Gambar c. Saya sengaja menempatkan sedikit bagian payung dari penari yang berdiri didepan subjek sebagai latar depan, sehingga seolah-olah subjek berada diantaranya. Hal ini membantu menguatkan dimensi foto secara keseluruhan.

Gambar d. Tetesan-tetesan air hujan pada kaca ternyata berhasil muncul sebagai latar depan yang menceritakan suasana ketika foto ini dibuat. Hal ini memperkuat cerita sekaligus menambah nilai artistik dari sebuah portrait yang sederhana.

 


Gambar e. Contoh foto yang memanfaatkan latar depan sebagai bingkai/ framing. Latar depan yang hampir mengelilingi subjek justru menjadi bingkai menarik yang berfungsi menguatkan pandangan pemirsa pada subjek foto. Keberadaan latar depan sekaligus menunjukan lingkungan kerja subjek sehingga cerita muncul dengan lebih baik.

 

2. Memperhatikan latar belakang/ background.

Latar belakang berfungsi sebagai ruang pengisi bagian yang tersisa dari sebuah subjek. Karena hal tersebut, sering latar belakang tidak mendapat perhatian yang cukup dibandingkan subjek itu sendiri. Namun tidak demikian halnya bagi mereka yang telah mahir, menjadikan latar belakang sebagai penguat cerita subjek merupakan sebuah tantangan. Jika keputusan memasukkan latar depan masih merupakan pilihan maka berbeda halnya dengan latar belakang yang memang harus diperhatikan ketika foto dibuat. Ada beberapa sifat latar belakang terhadap subjek yaitu: tidak berhubungan dimana biasanya latar belakang dipilih sesederhana mungkin sehingga tidak mengurangi perhatiaan dari subjek atau berhubungan dimana latar belakang berperan memperkuat cerita dari subjek.


Gambar f. Keberadaan latar belakang bapak yang menggendong anak pada foto ini saling mengisi cerita dengan subjek patung kertas berwujud serigala ini. Patung ini disebut ogoh-ogoh yang biasa dibuat menjelang perayaan hari raya Nyepi di Bali. Ogoh-ogoh adalah perlambang sifat jahat yang kemudian akan dimusnahkan.

Gambar g. Pada foto ini latar belakang dan depan menguatkan cerita subjek. Wanita tertawa pada latar belakang menunjukkan kontras cerita yaitu kebahagiaan dibalik ekspresi kemarahan subjek dan wanita pada latar depan dengan gesture tubuh menghindar dari subjek menguatkan kesan letupan kemarahan tersebut.

 


Gambar h, i, dan j. Rangkaian foto ini menunjukkan bagaimana pola pikir kita untuk menempatkan subjek terhadap latar belakang. Ketiganya mempunyai latar belakang sederhana dengan tujuan untuk menguatkan pandangan pemirsa pada subjek. Namun dengan memvariasikan latar belakang kita dapat memilih yang terbaik dari yang sudah baik.

 

Berikut ringkasan tips dan trick yang dapat anda pergunakan untuk memanfaatkan latar depan dan latar belakang guna memperoleh tampilan foto yang lebih baik:

 

1.Usahakan sempat mengamati subjek sebelum pemotretan dimulai, pikirkan kira-kira apa yang akan dimasukkan sebagai latar depan atau latar belakang.

2.Hindari latar depan atau latar belakang yang terlalu ramai atau mencolok dibandingkan subjek itu sendiri.

3.Hindari latar depan atau latar belakang yang tidak berhubungan dengan subjek dalam artian tidak memperkuat cerita subjek.

4.Buat beberapa eksperimen komposisi atau format pengambilan gambar (vertical/ horizontal) yang menyertakan latar depan atau belakang yang berbeda.

5.Bukaan diafragma lensa yang besar dapat dipilih untuk menyederhanakan latar belakang sehingga latar belakang tampil kabur/ blur dan subjek dapat ditampilkan dengan baik.

6.Jika mungkin, dalam memotret sebuah momen temukan latar belakang yang kiranya menarik dan menunjang subjek terlebih dahulu. Kemudiaan pemotretan dilakukan pada latar belakang tersebut ketika momen lewat di depannya.

7.Jika mungkin, variasikan latar belakang dari subjek yang difoto. Jika perlu, pindahkan subjek ketempat yang memiliki latar belakang yang menunjang tampilan secara keseluruhan. Buat beberapa pilihan latar belakang sampai diperoleh yang terbaik menurut anda.

 

Selamat mencoba dan bereksperimen.

 

Disarankan anda juga membaca tips dan trik sebelumnya untuk memperoleh pemahaman yang lebih komperhensif:

 

Copas : http://primayandi.blogspot.com/2010/03/tips-membuat-hasil-foto-menjadi-lebih.html

Tips Membuat Hasil Foto Lebih baik dan Maksimal

Setiap orang yang mengenal kamera, selalu akan berusaha untuk memperoleh foto yang lebih baik disetiap kali dia memotret. Tips yang saya uraikan dibawah ini mungkin sesuatu yang baru bagi anda yang pemula, atau sesuatu yang sering terlupakan bagi mereka yang sudah sering memotret. Berikut beberapa tips dan tricks untuk segera dapat memperbaiki hasil jepretan anda:
1. Mengkomposisikan subjek (rule of thirds).
Komposisi merupakan hal dasar tentang bagaimana kita menempatkan subjek foto pada bidang foto dibandingkan dengan elemen-elemen lain pada foto. Bagi sebagian pemula biasanya sering meletakkan subjek fotonya pada bagian tengah foto. Sekarang coba sesuatu yang berbeda yaitu dengan tidak meletakkannya ditengah. Langkah awal dengan membuat garis imajiner yang membagi bidang foto menjadi tiga bagian kearah vertical maupun horisontal. Pada beberapa DSLR, anda tinggal aktifkan fasilitas grid yang biasa tersedia, sehingga akan muncul garis-garis padaviewfinder. Kemudian letakkan subjek foto anda pada sepertiga bagian luar tersebut, bisa dimana saja asal jangan di bagian tengah. Penempatan subjek foto dalam posisi ini akan menguatkan kesan dinamis sebuah foto, cara ini lebih dikenal dengan istilah rule of thirds.
a
Gambar a. Dengan prinsip rule of thirds saya menempatkan horison pada sepertiga bagian bawah. Gazebo sebagaipoint of interest saya letakkan di sepertiga bagian kanan komposisi agar kesannya dinamis.
2. Posisi tinggi kamera terhadap mata subjek (eye level).
Posisi tinggi kamera terhadap subjek yang difoto yaitu bisa lebih tinggi, sejajar, atau lebih rendah. Karena keengganan kadang kita terus memotret subjek dalam posisi setinggi kita berdiri. Sekarang coba, dimana anda yang harus mengikuti tinggi subjek yang difoto. Jika harus memotret anak-anak cobalah untuk jongkok sehingga posisi kamera setinggi pandangan mata (eye level) anak tersebut. Pada pemotretan bayi atau jenis satwa tertentu barangkali anda perlu posisi yang lebih rendah lagi, dengan tiarap ditanah misalnya. Teknik ini banyak membantu untuk menghasilkan foto yang lebih baik pada pemotretan manusia, satwa, dsb.
b
Gambar b. Untuk memperoleh foto ini, saya harus sedikit jongkok. Tujuannya agar posisi kamera dalam satu garis dengan mata anak.
3. Sudut pengambilan gambar (angle of view).
Jangan terpaku terus mengambil gambar dengan posisi setinggi kita berdiri. Cobalah bereksperimen dengan mengambil sudut pengambilan gambar yang berbeda. Dari sudut pengambilan gambar yang lebih rendah (low angle) ataupun dari sudut yang lebih tinggi (high angle). Cari tempat yang memungkinkan anda dalam posisi yang lebih tinggi atau rendah. Contohnya anda bisa berbaring di lantai, menggunakan kursi, tangga, dsb. Dengan variasi sudut pengambilan gambar ini, anda akan mempunyai lebih banyak pilihan dan kemudian bisa menentukan foto yang terbaik diantaranya.
c
Gambar c. Dengan sudut pengambilan gambar yang tinggi saya mendapatkan pemandangan yang berbeda. Subjek muncul dengan elemen shadow, dan kurva terasering berhasil muncul dengan baik. Langit sengaja tidak saya masukkan dalam komposisi untuk menghindari perbedaan kontras cahaya yang terlalu besar dengan bagian terasering.
4. Format pengambilan gambar (vertical/ horizontal)
Jika sebagian besar foto akan berhasil baik dengan format pengambilan horisontal (landscape), kenapa kemudian anda tidak juga mencoba memvariasikannya dengan mengambil juga dalam format vertikal (portrait). Hal ini akan memberikan kita keleluasaan untuk memilih nantinya. Banyak hal yang baru akan terpikirkan, ketika kita hendak menyeleksi foto-foto hasil jepretan. Untuk momen yang hanya sekali, sangat sayang kalau anda tidak mempunyai beberapa pilihan, jadi variasikanlah format mengambil gambar.
h
Gambar d. Format vertikal saya buat dengan tujuan untuk memasukkan lebih banyak bagian foreground dalam komposisi.
Gambar e. Merupakan variasi dari objek foto yang sama dalam format horisontal.
5. Mengunci titik fokus (focus lock).
Fasilitas khusus pengunciaan titik fokus dimiliki oleh sebagian besar DSLR, tapi tidak demikian halnya dengan beberapa jenis kamera saku. Namun demikian penguncian fokus pada semua jenis kamera termasuk kamera saku dapat dilakukan dengan menekan rana/ shutter realese setengahnya. Teknik ini berguna ketika titik fokus kamera kita hanya ditengah dan kita tidak ingin menempatkan subjek foto ditengah tapi pada komposisi lain sesuai keinginan. Untuk itu caranya dengan mengunci fokus, tekan tombol focus lock atau tekan rana/ shutter release setengahnya kemudian foto dikomposisikan ulang (recompose) sesuai keinginan kita, setelah pas tekan rana/shutter releasesepenuhnya.
6. Manfaatkan flash.
Flash merupakan salah satu kelengkapan kamera yang sering dihindari pemakaiannya oleh beberapa fotografer. Namun dalam beberapa kondisi, flash sebenarnya dapat meningkatkan kualitas hasil foto yang anda ambil. Misalnya pada pemotretan di siang hari dimana pada subjek foto manusia sering timbul bayangan yang menggangu dibawah mata ataupun hidung, dengan flash hal ini dengan mudah dapat diatasi Teknik ini dikenal dengan istilah fill in flash. Walaupun perannya bisa diganti dengan reflector, namun tidak semua orang memiliki dan mau membawa aksesoris ini. Berbagai teknik pemakaian flash akan dibicarakan pada tips dan trick yang lain.
f
Gambar f. Untuk pemotretan aksi penari Shanghyang Jaran pada kondisi pencahayaan yang minim, kali ini saya mencoba untuk tidak menaikkan ISO seperti biasanya. Pemotretan saya lakukan dengan flash yang dilengkapi filter kuning. Ternyata hasilnya lebih baik, noise tidak muncul dan cahaya flash pun cukup natural.
7. Lupakan aturan (break the rule).
Fotografi bukanlah matematika, sehingga tidak ada satupun aturan yang absolut. Namun sebelum mencoba melanggar atau melupakan aturan, tentunya kita harus memahami aturan tersebut lebih dulu. Hal yang lucu ketika anda akan melanggar aturan tapi kemudiaan tidak mengetahui aturan apa yang anda langgar. Dengan pemahaman yang baik terhadap aturan sebelumnya, foto yang anda buat dengan melanggar aturan akan lebih besar peluangnya untuk menjadi foto yang luar biasa. Jadi cobalah bereksperimen.
g
Gambar g. Pemotretan anak kali ini saya coba dengan sudut/ angle yang lebih tinggi. Hasilnya cukup efektif dan berhasil memberikan tampilan yang unik. Karena selain menangkap ekspresi anak, lingkungan bermain disekitar anak juga dapat ditampilkan dengan baik.
Tips ini mungkin terlihat terlalu rumit kalau dibaca, tapi ketika anda terus berlatih, hal-hal yang tersebut diatas akan anda kerjakan sebagai refleks yang otomatis bekerja mensinergikan mata, pikiran, dan tangan. Jadi selamat mencoba dan terus berlatih.
Copas :Primayandi.com
Sumber : andisucirta.com